Peci Hitam. Sejarah, Proses Pembuatan, Hingga Menjadi Identitas Bangsa Indonesia – Peci, jika menurut KBBI atau Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah “penutup kepala terbuat dari kain dan sebagainya, berbentuk meruncing kedua ujungnya” padanan katanya adalah kopiah atau songkok. Biasanya peci digunakan oleh kaum adam.
Untuk sekarang peci telah memiliki banyak jenis dan varian. Ada peci putih yang jamak digunakan saat menunaikan ibadah haji atau umroh, peci bulat yang terbuat dari rotan. Hingga peci hitam yang identik dengan Ir. Soekarno terbuat dari bahan beludru dan sekarang telah menjadi identitas resmi bangsa Indonesia.
- Kunjungi Juga : Jual Peci Hitam
Kalau dirunut secara hukum, peci merupakan salah satu bentuk kesunnahan dari Nabi Muhammad SAW kepada kita sebagai Umatnya. Karena peci disini menjadi alat bantu dalam menyempurnakan sholat kita agar rambut tidak menutupi dahi kita. Bisa disimpulkan peci merupakan anjuran dalam islam.
Walaupun begitu, banyak juga pejabat dan tokoh nasional kita yang banyak terpotret menggunakan peci. Entah saat acara resmi maupun tidak. Diantaranya seperti Ahok atau Basuki Tjahaja Purnama, Harry Tanoesudibjo, atau Ignasius Jonan.
Dapat dikatakan, peci ini telah menjadi suatu identitas bangsa dan tidak exclusive identik dipakai oleh orang – orang yang beragama islam saja.
Lantas, bagaimana sebetulnya sejarah dari peci ini? Terus bagaimana awalnya peci yang identik dengan umat islam hingga bisa menjadi identitas bangsa Indonesia. Itu yang akan kami ulas kepada anda di bawah. Jangan lupa ya baca sampai habis.
Table of Contents
1. (Sejarah Awal) Berasal Dari Ottoman Turki.
Asal usul songkok dapat ditelusuri berawal dari fez yang diadopsi dari Ottoman pada tahun 1826 dan kemudian menyebar ke Asia Selatan dan ke Kepulauan Melayu (sekarang disebut Indonesia , Malaysia dan Brunei ).
Songkok dulu dipakai selama Kekaisaran Ottoman dan di beberapa bagian Afrika . Salah satu akun surat kabar Brunei menyatakan bahwa songkok menjadi norma di Kepulauan Melayu pada abad ke-13 dengan kedatangan Islam di wilayah tersebut.
2. Dibawa Masuk Ke Tanah Melayu Oleh Pedagang Arab.
Dalam The Origin of The Songkok or Kopiah, berdasar keterangan dari Rozan Yunos. Pedagang Arab memperkenalkan peci saat mereka memasuki wilayah Asia Tenggara. Khususnya saat ke Tanah Melayu, seperti Indonesia, Malaysia, dan Brunei Darussalam.
Pedagang dari Arab mengenakan penutup kepala yang terbuat dari kain atau Surban yang jamak dikenal dengan nama turban. Namun saat itu turban baru digunakan oleh sebatas para ulama atau tokoh agama islam. Seiring dengan waktu para masyarakat mulai menerima ajaran islam yang telah disebarkan oleh para ulama dan para pedagang dari Arab.
Rozan pun menulis bahwa sekitar 600 atau 700 tahun yang lalu saat islam datang ke daerah Brunei Darussalam, penutup kepala sejenis turban mulai mendapat perhatian yang lebih. Kebudayaan Brunei telah mengenal tanjak atu dastar sebelum peci.
Tentang asal mula masuknya peci ke Wilayah Melayu masih mengalami perdebatan. Karena di beberapa negara banyak penutup kepala yang mirip dengan peci. Di Turki ada Fez (telah dijelaskan diatas), di Mesir ada tarboosh, di Pakistan dan India ada rumi cap, dan di Prancis
Penyebutan tertulis paling awal dari kata songkok adalah dalam Syair Siti Zubaidah (1840). Sementara tutup kepala tradisional Melayu segitiga Tengkolok atau destar dikaitkan dengan bangsawan dan royalti tradisional Melayu.
Songkok di sisi lain telah menjadi bagian dari kostum pria tradisional Melayu yang terkait dengan Islam, yang secara tradisional dikenakan oleh para ulama setempat.Meski begitu, penutup kepala yang berasal dari para pedagang Arab lebih diterima oleh mayoritas kalangan muslim melayu sebab penutup kepala adalah bentuk kesunnahan dari Nabi Muhammad SAW.
Dan saat ini pun Resimen Kerajaan Melayu Angkatan Darat Malaysia telah menggunakan songkok sebagai bagian dari seragam mereka sejak di bawah kekuasaan Inggris.
3. Masuk ke Jawa sejak Abad ke 15
Di Indonesia, khususnya di daerah jawa. Peci sudah terkenal dan masyhur untuk dikenakan. Peci terkenal berasal dari daerah Giri Kedaton, salah satu pusat penyebaran islam di Jawa yang dimotori oleh Sunan Giri yang petilasan dan makamnya ada di Kabupaten Gresik.
Dan saat ini Kabupaten Gresik terkenal sebagai sentra pembuatan atau Pabrik Peci Hitam yang jamak dan biasa dikenakan oleh bangsa Indonesia ini.
Kemudian oleh para santrinya, peci digunakan sebagai buah tangan yang sangat berharga pada saat itu. Hingga saking berharganya, peci dapat ditukar dengan cengkeh atau rempah-rempah lainnnya.
Saat era kolonial memasuki, penjajah utamanya Belanda sempat ingin merubah gaya berpakaian lelaki di Jawa. Bermacam pakaian yang identik dan terkenal di Barat ditawarkan ke orang-orang pribumi. Alhasil, pribumi yang dekat dengan Belanda mulai meniru gaya berpakaian orang Belanda. Tapi yang menarik adalah peci maupun blangkon tak pernah lepas dari kepala meski gaya berpakaian mereka berubah.
Sedangkan topi kerucut teropong dan topi gaya kolonial lainnya sama sekali tak populer dikalangan pribumi Jawa. Dan untuk para santri mereka biasa mengenakan peci hitam miring dan sarung dilinting.
4. Menjadi Identitas Bangsa Indonesia
Peci hitam menjadi lambang identitas bangsa Indonesia berawal dari saat Tiga Serangkai yakni Ki Hajar Dewantara, Dr. Cipto Mangunkusuma, dan Douwes Dekker menghadiri undangan rapat Sociaal Democratische Arbeiders Partij (SDAP) pada tahun 1913. Mereka masing-masing telah menggunakan penutup kepalanya sebagai identitasnya. Dr. Tjipto saat itu mengenakan kopiah hitam berbahan beludru hitam.
Bulan Juni tahun 1921, saat Ir. Soekarno menghadiri rapat Jong Java. Beliau melihat kawan-kawannya berdebat dengan lagaknya tanpa menggunakan penutup kepala. Mereka ingin tampil layaknya orang Barat. Dan banyak dari mereka yaitu kaum cendekiawan yang tidak suka dengan pakaian daerah mereka masing-masing, seperti blangkon, dan sarung. Seolah-olah pakaian tersebut sebagai penanda kaum kelas bawah.
Maju memecah perdebatan, Seorang Soekarno muda tampil merebut perhatian kawan-kawannya. Tegas Soekarno bahwa mereka memerlukan satu simbol yang mencerminkan kepribadian bangsa Indonesia. Dan pecilah yang memiliki sifat khas ini. Menurutnya mereka harus tegakkan kepala dengan memakai peci sebagai Lambang Indonesia Merdeka.
Saat itulah bapak proklamator bangsa Indonesia itu dikenal sebagai seorang tokoh yang memadukan antara jas dan peci. Namun sejarah mencatat bukan Soekarnolah cendikiawan pertama yang mengenakan peci. Seperti yang saya sebutkan diaatas adalah Tiga Serangkai yang mengawalinya.
Setelah itu sejarah mencatat peci secara resmi menjadi identitas milik bangsa Indonesia. Lepas Merdeka, Soekarno yang ditunjuk sebagai Presiden RI yang pertama selalu mengenakan peci dan jas dimanapun dan kapanpun beliau berada.
Hingga di Dunia beliau dikenal sebagai seorang tokoh yang mengenakan peci hitam. Soekarno telah berhasil menyebar citra peci hitam sebagai identitas bangsa Indonesia. Sekarang peci dikenakan pada saat acara resmi kenegaraan berlangsung. Peci hitam bukan lagi sebagai penanda kalau penggunanya adalah seorang muslim lagi. Lebih dari itu, peci sudah menjadi busana formal dalam tatanan masyarakat Indonesia.